RESUME, KONTEKS, DAN PERSONAL HISTORIS TOKOH Harry Stack Sullivan
Harry
Stack Sullivan lahir di sebuah kota peternakan di Norwich, New york pada Februari
21, 1982, satu-satunya anak yang hidup dari sebuah keluarga Irlandia Katolik
miskin. Ibunya, Ella Stack Sullivan, berumur 32 tahun ketika menikahi Timothi
Sullivan dan berumur 39 ketika Harry lahir. Dia telah melahirkan dua putra
lainnya, tidak satupun yang hidup melampaui umur setahun. Sebagai akibatnya,
dia memanjakan dan menjaga anak satu-satunya, yang mana keselamatannya dianggap
sebagai kesempatan terakhir dari keibuannya. Ayah Harry, Timothy Sullivan,
adalah seorang pria yang pemalu, suka menyendiri, pendiam yang tidak pernah
membangun hubungan dekat dengan anaknya hingga setelah istrinya meninggal dan
Sullivan menjadi dokter terkenal. Timothy Sullivan sudah menjadi pekerja
peternakan dan pabrik yang tinggal bersama peternakan keluarga istrinya diluar
desa Smyrna, 10 mil dari Norwich sebelum ulang tahun ketiga Harry. Pada waktu
yang sama, Ella Stack Sullivan secara misterius tidak ada di rumah, dan
Sullivan dipelihara oleh nenek dari ibunya, yang aksen Gaelicnya tidak bisa
dimengerti oleh anak tersebut. Setelah berpisah lebih dari setahun, ibunya
Harry - yang kemungkinan berada di rumah sakit jiwa - pulang ke rumah.
Akibatnya, Sullivan kemudian punya dua ibu yang merawatnya. Bahkan setelah
neneknya meninggal, dia terus memiliki dua ibu karena bibinya yang belum
menikah kemudian tinggal bersamanya untuk membantu tugas membesarkan anak.
Walau
kedua orang tuanya berasal dari keturunan Irlandia yang miskin, ibunya
menganggap keluarga Stack lebih superior secara sosial dibandingkan keluarga
Sullivan. Sullivan menerima supremasi sosial keluarga stack di atas keluarga
Sullivan hingga ia menjadi seorang psikiater yang mengembangkan teori
interpersonal yang menekankan kesamaan diantara orang dibandingkan
perbedaannya. Dia kemudian menemukan kejelekan klaim ibunya.
Sebagai
anak prasekolah, Sullivan tidak punya teman atau kenalan seumurnya. Setelah
memulai sekolah, ia tetap merasa seperti orang luar, menjadi seorang anak
Katolik Irlandia di sebuah komunitas Protestan. Aksen Irlandianya dan otaknya
yang encer membuat dia tidak populer diantara teman sekelasnya selama dia
bersekolah di Smyrna.
Ketika
Sullivan berumur 8 setengah tahun, dia membentuk hubungan yang erat dengan
seorang anak berumur 13 tahun di peternakan tetangga. Anak ini adalah Clarence
Bellinger, yang hidup satu mil dari Harri di sebuah distrik sekolah lain, tapi
kini baru mulai sekolah SMA di Smyrna. Walau kedua anak itu tidaklah sebaya,
mereka memiliki banyak kesamaan secara sosial dan intelektual. Keduanya tidak
bisa bersosialisasi tapi sangat pandai; keduanya kemudian menjadi psikiater dan
keduanya tidak pernah menikah. Relasi antara Harry dan Clarence memiliki
pengaruh yang besar pada hidup Sullivan. Relasi tersebut membangkitkan di
dalamnya kekuatan intimasi, yaitu, kemampuan untuk mencintai orang lain yang
mirip dengan dirinya. Dalam teori kepribadian Sullivan yang sudah rampung, dia
menekankan kekuatan relasi intim yang sangat terapis dan memiliki kekuatan yang
hampir magis pada umur-umur preadolescent. Kepercayaan ini bersama dengan hipotesis
Sullivan lainnya, sepertinya tumbuh dari pengalamannya pada masa kecil.
Sullivan
tertarik dengan buku dan sains, tapi tidak dengan peternakan. Walau dia adalah
satu-satunya anak yang tumbuh di peternakan yang membutuhkan banyak kerja
keras, Harry bisa menghindari banyak tugasnya dengan berpura-pura
"lupa" untuk melakukannya. Taktik ini sangat sukses karena ibu yang
memanjakannya kemudian menyelesaikan tugas-tugasnya sembari mengatakan bahwa
Sullivan yang melakukannya.
Seorang
murid yang pandai, Sullivan lulus dari SMA sebagai pembicara pada saat
kelulusannya di umur 16 tahun. Dia kemudian masuk di Cornell University untuk
menjadi seorang ahli fisika, walau dia juga tertarik dengan psikiatri. Performa
akademisnya di Cornell adalah sebuah bencana, dan dia menerima suspensi setelah
satu tahun. Suspensinya mungkin tidak hanya karena kekurangan akademisnya. Dia
mendapat masalah dengan hukum di Cornell, mungkin karena penipuan surat. Dia
kemungkinan menjadi kambing hitam dari murid yang lebih tua, lebih dewasa
darinya yang menggunakan dia untuk mengambil beberapa bahan kimia yang dipesan
melalui surat secara ilegal. Selama dua tahun kedepan, Sullivan menghilang dari
peredaran. Perry (1982) melaporkan bahwa dia mungkin menderita breakdown
schizophrenic pada masa ini dan harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa.
Alexander (1990) memperkirakan bahwa Sullivan menghabiskan masa ini dibawah
panduan seorang pria yang lebih dewasa darinya yang membangunay mengatasi
kepanikan seksualnya dan yang membangkitkan ketertarikannya pada psikiatri.
Apapun jawaban dari misteri kehilangan Sullivan dari 1909 hingga 1911,
pengalamannya sepertinya membuat ia lebih dewasa secara akademis dan mungkin
secara seksual.
Pada
tahun 1911, Sullivan masuk di Chicago College of Medicine and Surgery, dimana
nilainya, walau hanya biasa-biasa saja, adalah kemajuan yang besar dari yang
dia dapat di Cornell. Dia menyelesaikan studi medisnya pada tahun 1915 tapi
tidak mendapat gelarnya hingga 1917. Sullivan mengatakan bahwa penundaan ini
adalah karena dia belum membayar uang kuliahnya, tapi Perry (1982) menemukan
bukti bahwa dia belum menyelesaikan syarat akademisnya pada tahun 1915 dan juga
membutuhkan sebuah internship. Bagaimanakah Sullivan bisa mendapat gelar
kedokteran kalau dia kekurangan semua prasyaratnya? Tidak ada seorangpun
biografer Sullivan yang memiliki jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan ini.
Alexander (1990) menghipotesiskan bahwa Sullivan, yang sudah bekerja di bidang
medis selama hampir setahun, menggunakan kemampuan persuasifnya untuk
meyakinkan pihak yang berotoriter di Chicago College of Medicine and Surgery
untuk menerima pengalaman tersebut untuk menggantikan internship. Defisiensi
lainnya mungkin juga diabaikan bila Sullivan setuju untuk mendaftar di
kemiliteran. (Amerika Serikat pada saat itu baru memasuki Perang Dunia I dan
membutuhkan perwira medis).
Setelah
perang, Sullivan terus melayani sebagai perwira militer, pertama untuk Federal
Board for Vocational Education dan kemudian untuk Public Health Service. Namun
periode hidupnya pada masa itu masih membingungkan dan tidak stabil, dan dia
tidak begitu menjanjikan kehidupan dengan karier gemilang yang akan kemudian
dijalaninya (Perry, 1982)
Tahun
1921, tanpa pelatihan formal di psikiatri, dia bergabung dengan St. Elizabeth
di Washington, DC, dimana dia kenal dekat dengan William Alanson White,
neuropsikiater paling terkenal di Amerika. di St. Elizabeth, Sullivan mendapat
kesempatan pertamanya untuk bekerja dengan pasien schizophrenic dalam jumlah
besar. Ketika tinggal di Washigton, dia mulai berhubungan dengan sekolah medis
di University of Maryland dan dengan Shepard and Enoch Pratt Hospital di
Towson, maryland. Pada periode Baltimore di hidupnya, dia mempelajari
Schizophrenia secara intensif, yang memberikan dugaan-dugaan awal tentang
pentingnya relasi interpersonal. Dalam mencoba mengambil makna dari perkataan
pasien schizophrenic, Sullivan menyimpulkan bahwa penyakit mereka adlaah cara
untuk menyesuaikan diri dengan anxiety yang disebabkan lingkungan sosial dan
interpersonal. Pengalamannya sebagai dokter klinis secara perlahan berubah
menjadi awal mulanya teori psikiatri interpersonal.
Sullivan
menghabiskan banyak waktu dan tenaga di Sheppard memilih dan melatih perawat
rumah sakit. Walau dia hanya sedikit melakukan terapi, dia mengembangkan sebuah
seistem diamana perawat pria non profesional yang simpatis merawat pasien
schizophrenic dengan kepedulian dan rasa hormat yang manusiawi. Program
inovaitif ini memberikan dia reputasi sebagai penyihir klinis. Tapi, dia menjadi
tidak suka dengan iklim politis di Sheppard ketika dia tidak diangkat menjadi
kepala pusat resepsi yang dia advokasikan. Pada bulan Maret 1930, dia
mengundurkan diri dari sheppard.
Pada
tahun itu juga, dia pindah ke New York City dan membuka praktik swasta,
berharap untuk memperluas pengertiannya akan relasi interpersonal dengan
menyelidiki kelainan non schizophrenic, terutama yang bersifat obsesif. (Perry,
1982). Waktu itu adalah masa sulit, dan klien kaya yang diharapkannya tidak
datang dalam jumlah yang diperlukannya untuk menutup pengeluarannya.
Walau
demikian, dengan tinggal di New York, dia berhubungan dengan beberapa psikiater
dan ilmuwan sosial dengan latar belakang Eropa. Diantaranya adalah Karen
Horney, Erich Fromm, dan Frieda Fromm Reichmann yang, bersama dengan Sullivan
membentuk Zodiac group, sebuah organisasi informal yang bertemu secara rutin
secara informal untuk membicarakan ide baru dan lama dalam psikiatri dan ilmu
sosial yang berhubungan. Sullivan, yang sudah bertemu dengan Thompson sebelumnya,
menghasutnya untuk mengunjungi Eropa untuk mendapatkan latihan analisis dari
Sandor Ferenczi, seorang murid Freud. Sullivan belajar dari semua anggota
Zodiac group, dan melalu Thompson, dan Ferenczi, teknik terapisnya secara tidak
langsung dipengaruhi oleh Freud. Sullivan juga berterimakasih pada dua praktisi
lainnya, Adolf Meyer dan William Alanson White, untuk pengaruh mereka pada
praktik terapinya. Walau memiliki pengaruh Freudian pada teknik terapinya,
teori Sullivan tentang psikiatri interpersonal tidaklah psikoanalistis ataupun
neo-Freudian.
Pada
saat ia tinggal di New York, Sullivan juga dipengaruhi beberapa ilmuwan sosial
dari University of Chicago, yang merupakan pusat dari studi sosiologikal
Amerika pada tahun 1920 dan 1930an. Disana ada psikolog sosial George Herbert
Mead, sosiolog Robert Ezra Park, W.I. Thomas, antropolog Edward Sapir, dan
ilmuwan politik Harold Lasswell. Sullivan, Sapir dan Lasswell terutama
bertanggung jawab untuk mendirikan William Alanson White Psychiatric Foundation
di Washington, DC, untuk menggabungkan psikiatri dan ilmu sosial lainnya.
Sullivan kemudian menjabat sebagai presiden yayasan ini dan juga sebagai editor
jurnal yayasan tersebut, Psychiatry. Dibawah panduan Sullivan, yayasan tersebut
memulai institusi pelatihan yang dikenal sebagai Washington School of
Psychiatry. Karena aktivitas ini, Sullivan menutup aktivitas praktik swastanya,
yang lagipula tidak menguntungkan, dan pindah kembali ke Washington, DC, diana
dia secara dekat berasosiasi dengan sekolah dan jurnal tersebut.
Pada
bulan Januari 1949, Sullivan menghadiri pertemuan World Federation for Mental
Health di Amsterdam. Dalam perjalanan kembali, pada Januari 14, 1949, dia wafat
karena radang otak di kamar hotelnya di Paris, beberapa minggu sebelum ulang
tahunnya yang ke 57. Sesuai dengan karakternya, dia sedang sendiri pada saat
itu.
Di sisi
personalnya, Sullivan tidak nyaman dengan seksualitasnya dan memiliki perasaan
ambivalen tentang perkawinan (Perry, 1982). Sebagai seorang dewasa, ia membawa
ke rumahna seorang pria berumur 15 tahun yang mungkin adalah seorang bekas
pasiennya (Alexander, 1990). Pria muda ini -James Inscoe- tinggal bersama
Sullivan selama 22 tahun, mengurus keuangannya, mengetik manuskrip dan mengurus
rumah tangganya. Walau Sullivan tidak pernah mengadopsi jimmie secara resmi,
dia menganggapnya sebagai seorang anak dan bahkan merubah namanya menjadi James
I. Sullivan.
Sullivan
juga memiliki sifat ambivalen tentang agamanya. Terlahir kepada orang tua
Katolik yang menghadiri gereja secara tidak rutin, dia meninggalkan katolikisme
pada awal hidupnya. Dalam kehidupan berikutnya, kawan dan kenalannya menganggap
dia tidak religius bahkan anti katolik, tapi secara mengejutkan, Sullivan
menulis di surat wasiatnya bahwa ia ingin menerima penguburan secara katolik.
Secara kebetulan, permintaan ini dikabulkan walaupun tubuh Sullivan sudah
dikremasi di Paris. Abunya kemudian dikembalikan di Amerika Serikat, dimana
abunya diletakkan di dalam peti dan menerima penguburan secara Katolik, lengkap
dengan misa requiem.
Kontribusi
utama Sullivan ke teori kepribadian adalah konsepsinya tentang tingkat
perkembangan. Sebelum berbalik ke ide Sullivan tentang tahap-tahap
perkembangan, kita akan menjelaskan beberapa terminologi uniknya.
A.
DEFINISI DAN TEORI
KEPRIBADIAN
Harry
Stack Sullivan
Kepribadian
merupakan suatu pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang
kerap kali kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan
manusia.
Proses
akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan
kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat
psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana
pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang
semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis.
Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan
perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang
pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang
bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.
B.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
1.
Struktur
Kepribadian Menurut Erich Fromm
Erich Fromm
mengemukakan bahwa tipe-tipe karakter ataupun orientasi yang mendasari
keseluruhan dari perilaku yang merupakan dorongan kuat mengenai bagaimana
berhubungan dan menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Beliau membedakan ada 2
tipe karakter yang mencerminkan keseluruhan perilaku di dunia ini, yaitu tipe
non produktif dan tipe produktif, tipe non-produktif sendiri terdiri dari 4
=> receptive, exploitative, hoarding dan marketing orientation, kemudian
beliau mengemukakan ada 2 orientasi lain : neurophilous dan biophilous, berikut
penjelasan mengenai tipe-tipe karakter menurut Erich Fromm, antara lain:
1.
Receptive
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang sangat bergantung pada orang
lain , individu yang berharap untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari
orang lain. (receive= menerima)
2.
Exploitative
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang mengambil apa yang mereka
inginkan dari orang lain baik secara paksa maupun secara licik, menganggap apa
yang harus dicuri dan pantas lebih bernilai daripada diberikan secara ikhlas
dari orang lain. (exploit = take)
3.
Hoarding
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang
mendapat keamanan /perlindungan dari penumpukan dan pemeliharaan barang milik
dan perasaan (emosi dan pemikiran) individu.
4.
Marketing
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang
menghargai kualitas luar, bukannya kualitas individu, skill, wawasan
pengetahuan, dan kejujuran/ketulusan hati melainkan senyuman, ramah-tamah dan
tertawa dengan candaan bos itu lebih penting daripada sifat dan kemampuan
sendiri.
5.
Productive
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang
idealdan mewakili tujuan pokok dari perkembangan manusia yang memperkirakan
kemampuan kita untuk menggunakan seluruh kapasitas kita untuk menyadari potensi
kita dan mengembangkan diri sendiri.
6.
Necrophilous
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang
tertarik pada benda mati dan pada barang yang ada hubungannya dengan kematian,
individu yang cenderung dingin dan menyisihkan diri dengan keinginan berada
diantara pembunuhan, darah dan tengkorak.
7.
Biophilous
Orientation
Suatu tipe karakter individu yang
kongruen dengan productive orientation, yang memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan individu dan pandangan mereka akan masa depan.
2. Struktur Kepribadian Menurut Harry
Stack Sullivan
a.
Dinamisme (The Dynamism)
Dinamisme adalah pola khas
tingkahlaku (transformasi energi, baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap
dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang.Dinamisme yang melayani
kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni alat reseptor,
efektor dan sistem syaraf.Misalnya, dinamisme makan melibatkan otot mulut dan
leher.
b.
Personifikasi (Personification)
Personifikasi adalah suatu
gambaran─mengenai diri atau orang lain─yang dibangun berdasarkan pengalaman
yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan
membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan akan
membangkitkan image negatif. Misalnya, personifikasi yang dikembangkan oleh
bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother) yang
diperoleh dari pengalaman ibu menyusui dan merawatnya sehingga menimbulkan
kepuasan atau gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh
dari pendekatan ibu yang menimbulkan kecemasan dan takut).
Ketika bayi mulai membedakan diri
dengan lingkungannya, mulai terbentuk personifikasi diri dan orang lain.
Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang
dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan
makan.Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari
pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau pengalaman ditolak atau
dihukum.Baik good-me maupun bad-me bergabung
ke dalam gambaran diri.
Personifikasi diri yang ketiga,
bukan saya (not me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan
yang sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me menggambarkan
aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani (uncanny) atau
emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak pernah
diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan sebagai sistem
terpisah, yang bagi orang normal kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.”
Sedang orang yang menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan
dengan bukan saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.
c.
Sistem
Self (Self-System)
Sistem self adalah pola tingkahlaku
yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari
atau mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan,
usia ketika anak mulai belajar tingkahlaku mana yang berhubungan─meningkatkan
atau menurunkan─kecemasan.
Ketika sistem self mulai berkembang,
orang mulai membentuk gambaran diri atau personifikasi diri yang
konsisten.Setiap pengalaman interpersonal yang dipandang bertentangan dengan
sistem dirinya berarti mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan
diri melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security
operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman
atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam sistem
keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1. Disosiasiadalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan
muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan
mempengaruhi tingkahlaku serta kepribadian dari sana.
2. Inatensi, yaitu
memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu
diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang
dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3.
Apatidan
pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan
inatensi. Pada
apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya
diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu
memperhatikan stimulasi manapun.
d.
Proses
Kognitif (Cognitive
Process)
Menurut
Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam;
1.
prototaxis (prototaksis) adalah rangkaian pengalaman yang
terpisah-pisah yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan,
bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan
“sesudah.” Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan
sekarang.
2.
parataxis (parataksis) Sekitar awal tahun kedua, bayi
mulai mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman
parataksis atau asosiasi.
3.
syntaxis (sintaksis) adalah berpikir logis dan
realistis, menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama-sama, khususnya
bahasa-kata-bilangan.
Tiga model
pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai
mendominasi sejak usia 4-10 tahun.
C.
PROSES
Proses Terbentuknya
Teori Kepribadian Menurut Harry Stack Sullivan
Sullivan mengambil teori kepribadiannya berdasarkan motif kognitif. Hal ini di karenakan adalah satu-satunya anak yang masih
hidup dari seorang petani miskin Irlandia. Pada masa kecilnya ia adalah anak
yang sangat kesepian, dan teman bermain yang sebagian besar terdiri dari hewan
ternak. Ibunya, yang sedang sakit-sakitan, tidak bahagia dengan situasi
keluarga miskin, dan dilaporkan telah menunjukkan kasih sayang anak
kecilnya.Pengalaman pribadi ini tampaknya memiliki efek yang ditandai pada
pandangan profesional Sullivan di kemudian hari.Hal ini terbukti dengan
pendapatnya yang mementingkan bahwa hubungan antara anak dan orang tua itu yang
baik harus nyaman.Maka, pengalaman masa kecilnya itu membuka cakrawala Sulivan
untuk lebih memahami kejadian-kejadian di dunia.
D.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Harry
Stack Sullivan
Memandang
kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah melakukan
aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan.
Sullivan
memandang kepribadian sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat
jelas perbedaannya : bayi, kanak-kanak, masa remaja, pra-dewasa, dewasa awal,
dan dewasa akhir.
Infancy (bayi)
Mulai
dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan).Keinginan utama si
bayi adalah memperoleh makanan. Dan pada
usia 9 bulan kehidupannya si bayi mulai belajar melakukan hal-hal yang memberi
kenikmatan baginya, contohnya menghisap ibu jari.
Childhood (kanak-kanak)
Pada
periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan teman
sebaya (18 bulan - 4 tahun).
Anak
mulai belajar menghindari tindakan-tindakan yang menurut mereka dapat membawa
kecemasan atau hukuman.Mereka belajar menjadi rasionalis dan mulai memberi
alasan-alasan yang masuk akal untuk hal-hal yang telah mereka lakukan.
The Juvenile Era (masa remaja)
Anak
mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat (4 – 8/10
tahun). Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain. Pada masa
ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya
dengan yang dia temui di luar.Norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini
menjadi relatif.
Pre-Adolescence (pra-dewasa)
Belajar
untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun).
Ini
merupakan periode yang sangat singkat, berlangsung hingga awal
pubertas.Ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi, sehingga secara
fisik-biologis remaja siap untuk bereproduksi.
Early Adolescence (dewasa awal)
Integrasi
kebutuhan akan intimasi dan kepuasan seksual (12 – 16 tahun). Memandang dunia
seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Masa ini juga dikenal
dengan periode pemantapan identitas diri.
Late Adolescence (dewasa akhir)
Mulai
serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih
pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis (16 – 20
tahun)
Maturity
Menggambarkan
kematangan seseorang.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki
karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil
jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat
secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung
jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
E.
PSIKOPATOLOGI
DAN PERUBAHAN PERILAKU
Harry Stack Sullivan
Needs
(Kebutuhan/Keinginan)
Kebutuhan
timbul akibat ketidakseimbangan biologis dari dalam diri individu sehingga
terjadi ketegangan. Kebutuhan bersifat episodik, artinya jika keinginan yang
timbul telah terpuaskan, maka ketegangan akan menurun/hilang. Tetapi, beberapa
waktu kemudian kebutuhan itu akan muncul kembali dan ketegangan pun akan muncul
kembali. Apabila terjadi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, maka akan
menimbulkan keadaan apathy (kelesuan),
yaitu menunda untuk memenuhi kebutuhannya untuk dapat meredakan ketegangan.
Contoh, si B yang menginginkan sebuah buku, tetapi ia tidak bisa
mendapatkannya. Ia akan merasa kecewa dan mengurungkan niatnya untuk membeli
buku tersebut. Tetapi, beberapa waktu kemudian rasa kebutuhan atau keinginan
terhadap buku tersebut akan muncul kembali sampai ia dapat memuaskan
keinginannya dengan membeli buku tersebut.
Anxiety
(Kecemasan)
Kecemasan
timbul karena kekhawatiran terhadap sesuatu yang dialami oleh individu.Orang
yang sering mengalami kecemasan kadang tidak pernah belajar dari pengalamannya
sehingga kecemasan itu dapat terjadi kembali.Orang yang mengalami kecemasan
dapat dilihat dari wajah, irama kata, serta tingkah lakunya. Sebagai contoh,
seorang bayi yang mengalami kecemasan akan menolak berhubungan dengan hal yang
dapat memicu kecemasanya dengan cara tidur. Jadi, dengan tidur bayi dapat
menghindar dari kecemasannya.
F.
PENELITIAN
DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
A.
LIFE RECORD
Secara etimologis life record adalah metode yang
menggunakan bahan-bahan yang berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang
diselidiki, baik tulisan itu di buat oleh si subjek sendiri, maupun di buat
oleh orang lain. Bahan-bahan biografis yang banyak dipergunakan dalam
penyelidikan adalah:
1.
Biografi, yaitu tulisan mengenai peri kehidupan yang di buat (di tulis)
oleh orang lain sering bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian seseorang.
Hanya saja kiranya mudah dimengerti bahwa tulisan ini sangat dipengaruhi oleh
sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang ditulis biografisnya.
2.
Otobiografi adalah biografi yang ditulis sendiri oleh subjek yang
bersangkutan. Kiranya mudah sekali di mengerti, bahwa entah dengan sengaja atau
tidak, oaring akan berusaha menyembunyikan kelemahan-kelemahannya dalam tulisan
tersebut.
3.
Buku harian, biasanya berisikan ha-hal yang bersifat pribadi dan biasanya
yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan.
4.
Kenang-kenangan masa muda, ini kebanyakan dibuat oleh mereka yang telah
melewati setengah umur. Orang-orang yang telah merasa tua, yang menyadari bahwa
akhir hidupnya pada suatu ketika akan tiba juga, sering kali menoleh ke masa
lampau (masa mudanya). Kenang-kanangan yang demikian itu tentu dapat merupakan
sumber data penyelidikan psikologis yang sangat berharga.
5.
Case history, merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa
lampau untuk keperluan analisa sesuatu gejala. Berbagai sumber yang mungkin
dapat ikut menerangi sesuatu didalam yang sedang dihadapi (ditackle) itu
dipergunakan.
Bahan-bahan biografis biasanya merupakan pelengkap dan penyempurna. Bagi data
yang dipelengkap sampai dengan metode-metode lain. Secara routine, sebenarnya
bahan-bahan biografis itu selalu dibutuhkan, hanya saja sering kali pencarian
data tersebut tidak sejauh yang telah dibicarakan di atas. Malah terkadang bisa
hanya terbatas pada : tanggal lahir, tempat asal, pendidikan. Dalam
keadaan-keadaan dimana terdapat kelainan hampir selalu diperlukan bahan-bahan
biografis itu untuk lebih menerangi persoalannya.
B.
METODE OBSERVASI
Observasi adalah kegiatan mengenali tingkah laku
individu yang biasanya akan diakhiri dengan mencatat hal-hal yang dipandang
penting sebagai penunjang informasi mengenai klien. Atau, metode observasi
adalah metode serba sengaja dan sistematis mengamati aktivitas individu lain.
Pendekatanyang sistematis dalam observasi
dikelompokkan berdasarkan pertanyaan ini;
______________ Di
mana observasi dilakukan?
______________ Apa
yang diobservasi?
______________ Bagaimana
observasi dilakukan?
______________ Bilamana
observasi dilakukan?
Mengenai dimana observasi dilakukan berhubungan
dengan masalah situasi observasi,di golongkan menjadi 3 macam, yakni :
1.
Observasi medan atau alamiah (field setting). Yakni observasi di
lapangan atau kancah atau di tempat yang sesungguhnya.
2.
Observasi simulative (simulated setting). Yakni observasi
dengan simulasi situasinya. Artinya, situasi observasi bila individu mendapat
suatu simulasi (tiruan) atau rangsangan untuk memperoleh tingkah laku tertentu.
3.
Observasi laboratoris (laboratory setting). Ialah observasi
dengan situasi laboratorium, sehingga situasinya dapat dikendalikan sepenuhnya
oleh observer.
Masalah apa yang diobservasi berhubungan dengan
tingkah laku yang mana yang akan diamati dan dicatat oleh observer. Untuk
keperluan ini ada dua jenis observasi, ialah :
1.
Observasi sampel peristiwa (even-sampling), yakni hanya
mengamati mengamati beberapa sampel tingkah laku pada saat tertentu.
2.
Observasi sampel waktu (time sampling), yakni mencatat dan
mengamati apa saja yang dilakukan individu dalam waktu tertentu.
Selanjutnya mengenai
bagaimana observasi itu dilakukan, maka dilihat dari posisi observer dapat
dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1.
Observasi non-partisipan, disini posis observer sebagai
penonton, semacam ada di luar objek yang diamati. Observer tidak ikut
serta dalam kegiatan individu yang di observasi. Observasi benar-benar
berfungsi sebagai penonton, pengamat dan mencatat tingkah laku yang
diobservasi. Atau bisa dikatakan juga, observasi di mana sipenyelidik
(observer) tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang
diobservasi. Jadi si penyelidik berlaku sebagai penonton.
2.
Observasi partisipan, di sini posis observer turut serta dalam
kegiatan individu yang diobservasi. Cara ini untuk memperoleh tingkah laku
individu yang alamiah atau wajar, tidak dibuat-buat, tidak dilandasi oleh rasa
curiga atau rasa sedang diamati. Atau, observasi dimana si penyelidik ikut
serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Jadi disini si
penyelidik tidak berlaku sebagai penonton, melainkan sebagai pelaku atau
peserta.
3.
Observasi dalam situasi eksperimental, pada dasarnya eksperimen
adalah dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi.
Kecuali penimbulan gejala dengan sengaja itu di dalam situasi eksperimental
hal-hal yang harus diobservasi itu banyak kali telah dipilih/ditentukan.
Pengembanagn metode ini makin lama makin intensif karena ternyata memang sangat
beasr kegunaannya.
Jika dilihat dari segi pencatatan hasil-hasil observasi
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.
Observasi dengan pencatatan langsung ( immediate recording ), artinya segera
setealah observasi dilakukan atau ketika pengamatan sedang berlangsung ,
observer membuat catatan-catatan yang diperlukan.
2.
Observasi dengan pencatatan retrospektif ( retrospective recording
), yaitu pencatatan
setelah observasi selesai.
Secara ringkas metode observasi dapat
dikatakan bahwa umunya sebagai pelengkap atau pengontrol bagi metode-metode
yang lain, namun kadang-kadang peranannya begitu menonjol, sehingga dapat
bersifat menentu
Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan
observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.Keunggulan dari observasi
ialah banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi,
misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci
kuisioner.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula
dengan memperbanyak observer.Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak
dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat
menentukan hasil penelitian.
- Catatan Anekdot
(Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat
gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat
segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana
kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
- Catatan Berkala
(Incidental Record)
Pencatatan berkala
walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak
dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada
jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
- Daftar Chek (Check List
)
Penataan data dilakukan
dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala
yang diamati.
- Skala Penilaian (Rating
Scale)
Pencatatan data dengan
alat ini dilakukan seperti chek list.Perbedaannya terletak pada kategorisasi
gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang
diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom
yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.
- Peralatan Mekanis
(Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat
ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau
seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.
C. METODE TES
Tes berasal dari bahasa latin Testum, yaitu alat
untuk mengukur tanah. Dalam bahasa perancis kuno kata test berarti ukuran yang
dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama
kelamaan arti test menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata test
mula-mula digunakan oleh J.M. CATTEL pada tahun 1890, dan sejak saat itu makin
popular sebagai nama metode psikologis yang dipergunakan untuk menentukan
(mengukur) aspek-aspek tertentu daripada kepribadian.
Test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas
bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan
perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya
dengan standart testee yang lain.
Tes Kepribadian digunakan untuk tujuan
yang berbeda, misalnya penilaian psikologis untuk wawancara pekerjaan
atau bahkan ketika bergabung dengan institusi militer. Tujuan utama dari tes
kepribadian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik yang berbeda dari
subjek dan membandingkan dengan database informasi umum dan objektif.
Test psikologis sebagai alat pembanding atau
“pengukur” supaya dapat menjalankan fungsinya secara baik haruslah memenuhi
syarat tertentu. Adapun syarat-syarat test yang baik itu adalah sebagai berikut
:
1.
Test itu harus valid.
2.
Test itu harus reliable.
3.
Test itu harus di standardisasikan.
4.
Test itu harus obyektif.
5.
Test itu harus diskriminatif.
6.
Test itu harus comprehensive.
7.
Test itu harus mudah digunakan.
1 comments:
Yet again, when kids are included, the emotions are increased along with raw, consequently having someone who is objective may help ensure your plus your childrens desires are supported. It is also helpful to have someone to help you view the process and exactly how it really works along with retains an individual based along the route. Efficiency is the one other need to work with a divorce attorney.
virginia divorce attorney
Get it done effectively and you may breathing easy. Undertake it completely wrong and you might devote months or years recovering loss which could are already averted. There are some powerful techniques that you may need to take into consideration back then which you look for a good Modifies name divorce attorney. When you start this procedure, then you've got to consider the kind of case that you will be chasing. Will you be mediating your divorce match? Are you gonna be negotiating? Or perhaps, may your own court action are the type of legal cases that lands in family members as well as divorce court docket and gets to be a lower, lug out litigation?
Post a Comment