RESUME, KONTEKS, DAN PERSONAL HISTORIS TOKOH Harry Stack Sullivan

Monday 10 June 2013

1 comments


 RESUME, KONTEKS, DAN PERSONAL HISTORIS TOKOH  Harry Stack Sullivan

Harry Stack Sullivan lahir di sebuah kota peternakan di Norwich, New york pada Februari 21, 1982, satu-satunya anak yang hidup dari sebuah keluarga Irlandia Katolik miskin. Ibunya, Ella Stack Sullivan, berumur 32 tahun ketika menikahi Timothi Sullivan dan berumur 39 ketika Harry lahir. Dia telah melahirkan dua putra lainnya, tidak satupun yang hidup melampaui umur setahun. Sebagai akibatnya, dia memanjakan dan menjaga anak satu-satunya, yang mana keselamatannya dianggap sebagai kesempatan terakhir dari keibuannya. Ayah Harry, Timothy Sullivan, adalah seorang pria yang pemalu, suka menyendiri, pendiam yang tidak pernah membangun hubungan dekat dengan anaknya hingga setelah istrinya meninggal dan Sullivan menjadi dokter terkenal. Timothy Sullivan sudah menjadi pekerja peternakan dan pabrik yang tinggal bersama peternakan keluarga istrinya diluar desa Smyrna, 10 mil dari Norwich sebelum ulang tahun ketiga Harry. Pada waktu yang sama, Ella Stack Sullivan secara misterius tidak ada di rumah, dan Sullivan dipelihara oleh nenek dari ibunya, yang aksen Gaelicnya tidak bisa dimengerti oleh anak tersebut. Setelah berpisah lebih dari setahun, ibunya Harry - yang kemungkinan berada di rumah sakit jiwa - pulang ke rumah. Akibatnya, Sullivan kemudian punya dua ibu yang merawatnya. Bahkan setelah neneknya meninggal, dia terus memiliki dua ibu karena bibinya yang belum menikah kemudian tinggal bersamanya untuk membantu tugas membesarkan anak.
Walau kedua orang tuanya berasal dari keturunan Irlandia yang miskin, ibunya menganggap keluarga Stack lebih superior secara sosial dibandingkan keluarga Sullivan. Sullivan menerima supremasi sosial keluarga stack di atas keluarga Sullivan hingga ia menjadi seorang psikiater yang mengembangkan teori interpersonal yang menekankan kesamaan diantara orang dibandingkan perbedaannya. Dia kemudian menemukan kejelekan klaim ibunya.
Sebagai anak prasekolah, Sullivan tidak punya teman atau kenalan seumurnya. Setelah memulai sekolah, ia tetap merasa seperti orang luar, menjadi seorang anak Katolik Irlandia di sebuah komunitas Protestan. Aksen Irlandianya dan otaknya yang encer membuat dia tidak populer diantara teman sekelasnya selama dia bersekolah di Smyrna.
Ketika Sullivan berumur 8 setengah tahun, dia membentuk hubungan yang erat dengan seorang anak berumur 13 tahun di peternakan tetangga. Anak ini adalah Clarence Bellinger, yang hidup satu mil dari Harri di sebuah distrik sekolah lain, tapi kini baru mulai sekolah SMA di Smyrna. Walau kedua anak itu tidaklah sebaya, mereka memiliki banyak kesamaan secara sosial dan intelektual. Keduanya tidak bisa bersosialisasi tapi sangat pandai; keduanya kemudian menjadi psikiater dan keduanya tidak pernah menikah. Relasi antara Harry dan Clarence memiliki pengaruh yang besar pada hidup Sullivan. Relasi tersebut membangkitkan di dalamnya kekuatan intimasi, yaitu, kemampuan untuk mencintai orang lain yang mirip dengan dirinya. Dalam teori kepribadian Sullivan yang sudah rampung, dia menekankan kekuatan relasi intim yang sangat terapis dan memiliki kekuatan yang hampir magis pada umur-umur preadolescent. Kepercayaan ini bersama dengan hipotesis Sullivan lainnya, sepertinya tumbuh dari pengalamannya pada masa kecil.
Sullivan tertarik dengan buku dan sains, tapi tidak dengan peternakan. Walau dia adalah satu-satunya anak yang tumbuh di peternakan yang membutuhkan banyak kerja keras, Harry bisa menghindari banyak tugasnya dengan berpura-pura "lupa" untuk melakukannya. Taktik ini sangat sukses karena ibu yang memanjakannya kemudian menyelesaikan tugas-tugasnya sembari mengatakan bahwa Sullivan yang melakukannya.
Seorang murid yang pandai, Sullivan lulus dari SMA sebagai pembicara pada saat kelulusannya di umur 16 tahun. Dia kemudian masuk di Cornell University untuk menjadi seorang ahli fisika, walau dia juga tertarik dengan psikiatri. Performa akademisnya di Cornell adalah sebuah bencana, dan dia menerima suspensi setelah satu tahun. Suspensinya mungkin tidak hanya karena kekurangan akademisnya. Dia mendapat masalah dengan hukum di Cornell, mungkin karena penipuan surat. Dia kemungkinan menjadi kambing hitam dari murid yang lebih tua, lebih dewasa darinya yang menggunakan dia untuk mengambil beberapa bahan kimia yang dipesan melalui surat secara ilegal. Selama dua tahun kedepan, Sullivan menghilang dari peredaran. Perry (1982) melaporkan bahwa dia mungkin menderita breakdown schizophrenic pada masa ini dan harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Alexander (1990) memperkirakan bahwa Sullivan menghabiskan masa ini dibawah panduan seorang pria yang lebih dewasa darinya yang membangunay mengatasi kepanikan seksualnya dan yang membangkitkan ketertarikannya pada psikiatri. Apapun jawaban dari misteri kehilangan Sullivan dari 1909 hingga 1911, pengalamannya sepertinya membuat ia lebih dewasa secara akademis dan mungkin secara seksual.
Pada tahun 1911, Sullivan masuk di Chicago College of Medicine and Surgery, dimana nilainya, walau hanya biasa-biasa saja, adalah kemajuan yang besar dari yang dia dapat di Cornell. Dia menyelesaikan studi medisnya pada tahun 1915 tapi tidak mendapat gelarnya hingga 1917. Sullivan mengatakan bahwa penundaan ini adalah karena dia belum membayar uang kuliahnya, tapi Perry (1982) menemukan bukti bahwa dia belum menyelesaikan syarat akademisnya pada tahun 1915 dan juga membutuhkan sebuah internship. Bagaimanakah Sullivan bisa mendapat gelar kedokteran kalau dia kekurangan semua prasyaratnya? Tidak ada seorangpun biografer Sullivan yang memiliki jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan ini. Alexander (1990) menghipotesiskan bahwa Sullivan, yang sudah bekerja di bidang medis selama hampir setahun, menggunakan kemampuan persuasifnya untuk meyakinkan pihak yang berotoriter di Chicago College of Medicine and Surgery untuk menerima pengalaman tersebut untuk menggantikan internship. Defisiensi lainnya mungkin juga diabaikan bila Sullivan setuju untuk mendaftar di kemiliteran. (Amerika Serikat pada saat itu baru memasuki Perang Dunia I dan membutuhkan perwira medis).
Setelah perang, Sullivan terus melayani sebagai perwira militer, pertama untuk Federal Board for Vocational Education dan kemudian untuk Public Health Service. Namun periode hidupnya pada masa itu masih membingungkan dan tidak stabil, dan dia tidak begitu menjanjikan kehidupan dengan karier gemilang yang akan kemudian dijalaninya (Perry, 1982)
Tahun 1921, tanpa pelatihan formal di psikiatri, dia bergabung dengan St. Elizabeth di Washington, DC, dimana dia kenal dekat dengan William Alanson White, neuropsikiater paling terkenal di Amerika. di St. Elizabeth, Sullivan mendapat kesempatan pertamanya untuk bekerja dengan pasien schizophrenic dalam jumlah besar. Ketika tinggal di Washigton, dia mulai berhubungan dengan sekolah medis di University of Maryland dan dengan Shepard and Enoch Pratt Hospital di Towson, maryland. Pada periode Baltimore di hidupnya, dia mempelajari Schizophrenia secara intensif, yang memberikan dugaan-dugaan awal tentang pentingnya relasi interpersonal. Dalam mencoba mengambil makna dari perkataan pasien schizophrenic, Sullivan menyimpulkan bahwa penyakit mereka adlaah cara untuk menyesuaikan diri dengan anxiety yang disebabkan lingkungan sosial dan interpersonal. Pengalamannya sebagai dokter klinis secara perlahan berubah menjadi awal mulanya teori psikiatri interpersonal.
Sullivan menghabiskan banyak waktu dan tenaga di Sheppard memilih dan melatih perawat rumah sakit. Walau dia hanya sedikit melakukan terapi, dia mengembangkan sebuah seistem diamana perawat pria non profesional yang simpatis merawat pasien schizophrenic dengan kepedulian dan rasa hormat yang manusiawi. Program inovaitif ini memberikan dia reputasi sebagai penyihir klinis. Tapi, dia menjadi tidak suka dengan iklim politis di Sheppard ketika dia tidak diangkat menjadi kepala pusat resepsi yang dia advokasikan. Pada bulan Maret 1930, dia mengundurkan diri dari sheppard.
Pada tahun itu juga, dia pindah ke New York City dan membuka praktik swasta, berharap untuk memperluas pengertiannya akan relasi interpersonal dengan menyelidiki kelainan non schizophrenic, terutama yang bersifat obsesif. (Perry, 1982). Waktu itu adalah masa sulit, dan klien kaya yang diharapkannya tidak datang dalam jumlah yang diperlukannya untuk menutup pengeluarannya.
Walau demikian, dengan tinggal di New York, dia berhubungan dengan beberapa psikiater dan ilmuwan sosial dengan latar belakang Eropa. Diantaranya adalah Karen Horney, Erich Fromm, dan Frieda Fromm Reichmann yang, bersama dengan Sullivan membentuk Zodiac group, sebuah organisasi informal yang bertemu secara rutin secara informal untuk membicarakan ide baru dan lama dalam psikiatri dan ilmu sosial yang berhubungan. Sullivan, yang sudah bertemu dengan Thompson sebelumnya, menghasutnya untuk mengunjungi Eropa untuk mendapatkan latihan analisis dari Sandor Ferenczi, seorang murid Freud. Sullivan belajar dari semua anggota Zodiac group, dan melalu Thompson, dan Ferenczi, teknik terapisnya secara tidak langsung dipengaruhi oleh Freud. Sullivan juga berterimakasih pada dua praktisi lainnya, Adolf Meyer dan William Alanson White, untuk pengaruh mereka pada praktik terapinya. Walau memiliki pengaruh Freudian pada teknik terapinya, teori Sullivan tentang psikiatri interpersonal tidaklah psikoanalistis ataupun neo-Freudian.
Pada saat ia tinggal di New York, Sullivan juga dipengaruhi beberapa ilmuwan sosial dari University of Chicago, yang merupakan pusat dari studi sosiologikal Amerika pada tahun 1920 dan 1930an. Disana ada psikolog sosial George Herbert Mead, sosiolog Robert Ezra Park, W.I. Thomas, antropolog Edward Sapir, dan ilmuwan politik Harold Lasswell. Sullivan, Sapir dan Lasswell terutama bertanggung jawab untuk mendirikan William Alanson White Psychiatric Foundation di Washington, DC, untuk menggabungkan psikiatri dan ilmu sosial lainnya. Sullivan kemudian menjabat sebagai presiden yayasan ini dan juga sebagai editor jurnal yayasan tersebut, Psychiatry. Dibawah panduan Sullivan, yayasan tersebut memulai institusi pelatihan yang dikenal sebagai Washington School of Psychiatry. Karena aktivitas ini, Sullivan menutup aktivitas praktik swastanya, yang lagipula tidak menguntungkan, dan pindah kembali ke Washington, DC, diana dia secara dekat berasosiasi dengan sekolah dan jurnal tersebut.
Pada bulan Januari 1949, Sullivan menghadiri pertemuan World Federation for Mental Health di Amsterdam. Dalam perjalanan kembali, pada Januari 14, 1949, dia wafat karena radang otak di kamar hotelnya di Paris, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 57. Sesuai dengan karakternya, dia sedang sendiri pada saat itu.
Di sisi personalnya, Sullivan tidak nyaman dengan seksualitasnya dan memiliki perasaan ambivalen tentang perkawinan (Perry, 1982). Sebagai seorang dewasa, ia membawa ke rumahna seorang pria berumur 15 tahun yang mungkin adalah seorang bekas pasiennya (Alexander, 1990). Pria muda ini -James Inscoe- tinggal bersama Sullivan selama 22 tahun, mengurus keuangannya, mengetik manuskrip dan mengurus rumah tangganya. Walau Sullivan tidak pernah mengadopsi jimmie secara resmi, dia menganggapnya sebagai seorang anak dan bahkan merubah namanya menjadi James I. Sullivan.
Sullivan juga memiliki sifat ambivalen tentang agamanya. Terlahir kepada orang tua Katolik yang menghadiri gereja secara tidak rutin, dia meninggalkan katolikisme pada awal hidupnya. Dalam kehidupan berikutnya, kawan dan kenalannya menganggap dia tidak religius bahkan anti katolik, tapi secara mengejutkan, Sullivan menulis di surat wasiatnya bahwa ia ingin menerima penguburan secara katolik. Secara kebetulan, permintaan ini dikabulkan walaupun tubuh Sullivan sudah dikremasi di Paris. Abunya kemudian dikembalikan di Amerika Serikat, dimana abunya diletakkan di dalam peti dan menerima penguburan secara Katolik, lengkap dengan misa requiem.
Kontribusi utama Sullivan ke teori kepribadian adalah konsepsinya tentang tingkat perkembangan. Sebelum berbalik ke ide Sullivan tentang tahap-tahap perkembangan, kita akan menjelaskan beberapa terminologi uniknya.


A.          DEFINISI DAN TEORI KEPRIBADIAN

Harry Stack Sullivan
Kepribadian merupakan suatu pola hubungan interpersonal dan situasi interpersonal yang kerap kali kembali dan relatif bertahan, dan memberikan ciri pada kehidupan manusia.
Proses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis. Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.

B.          STRUKTUR KEPRIBADIAN
1.        Struktur Kepribadian Menurut Erich Fromm
Erich Fromm mengemukakan bahwa tipe-tipe karakter ataupun orientasi yang mendasari keseluruhan dari perilaku yang merupakan dorongan kuat mengenai bagaimana berhubungan dan menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Beliau membedakan ada 2 tipe karakter yang mencerminkan keseluruhan perilaku di dunia ini, yaitu tipe non produktif dan tipe produktif, tipe non-produktif sendiri terdiri dari 4 => receptive, exploitative, hoarding dan marketing orientation, kemudian beliau mengemukakan ada 2 orientasi lain : neurophilous dan biophilous, berikut penjelasan mengenai tipe-tipe karakter menurut Erich Fromm, antara lain:
1.      Receptive Orientation
Suatu tipe karakter  individu yang sangat bergantung pada orang lain , individu yang berharap untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang lain. (receive= menerima)
2.      Exploitative Orientation
Suatu tipe karakter  individu yang mengambil apa yang mereka inginkan dari orang lain baik secara paksa maupun secara licik, menganggap apa yang harus dicuri dan pantas lebih bernilai daripada diberikan secara ikhlas dari orang lain. (exploit = take)
3.      Hoarding Orientation
Suatu tipe karakter individu yang mendapat keamanan /perlindungan dari penumpukan dan pemeliharaan barang milik dan perasaan (emosi dan pemikiran) individu.
4.      Marketing Orientation
Suatu tipe karakter individu yang menghargai kualitas luar, bukannya kualitas individu, skill, wawasan pengetahuan, dan kejujuran/ketulusan hati melainkan senyuman, ramah-tamah dan tertawa dengan candaan bos itu lebih penting daripada sifat dan kemampuan sendiri.
5.      Productive Orientation
Suatu tipe karakter individu yang idealdan mewakili tujuan pokok dari perkembangan manusia yang memperkirakan kemampuan kita untuk menggunakan seluruh kapasitas kita untuk menyadari potensi kita dan mengembangkan diri sendiri.
6.      Necrophilous Orientation
Suatu tipe karakter individu yang tertarik pada benda mati dan pada barang yang ada hubungannya dengan kematian, individu yang cenderung dingin dan menyisihkan diri dengan keinginan berada diantara pembunuhan, darah dan tengkorak.

7.      Biophilous Orientation
Suatu tipe karakter individu yang kongruen dengan productive orientation, yang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan individu dan pandangan mereka akan masa depan.

2.      Struktur Kepribadian Menurut Harry Stack Sullivan
a.      Dinamisme (The Dynamism)
Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku (transformasi energi, baik terbuka maupun tersembunyi) yang menetap dan berulang terjadi yang menjadi ciri khusus seseorang.Dinamisme yang melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh, yakni alat reseptor, efektor dan sistem syaraf.Misalnya, dinamisme makan melibatkan otot mulut dan leher.
b.      Personifikasi (Personification)
Personifikasi adalah suatu gambaran─mengenai diri atau orang lain─yang dibangun berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Hubungan yang memberi kepuasan akan membangkitkan image positif, sebaliknya jika melibatkan kecemasan akan membangkitkan image negatif. Misalnya, personifikasi yang dikembangkan oleh bayi mengenai ibunya adalah gambaran ibu baik (good mother) yang diperoleh dari pengalaman ibu menyusui dan merawatnya sehingga menimbulkan kepuasan atau gambaran ibu buruk (bad mother) yang diperoleh dari pendekatan ibu yang menimbulkan kecemasan dan takut).
Ketika bayi mulai membedakan diri dengan lingkungannya, mulai terbentuk personifikasi diri dan orang lain. Gambaran tentang diri sendiri yang berkembang adalah saya baik (good-me) yang dikembangkan dari pengalaman dihadiahi, dimulai dengan hadiah kepuasan makan.Personifikasi saya buruk (bad-me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan akibat perlakuan ibu atau pengalaman ditolak atau dihukum.Baik good-me maupun bad-me bergabung ke dalam gambaran diri.
Personifikasi diri yang ketiga, bukan saya (not me) dikembangkan dari pengalaman kecemasan yang sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me menggambarkan aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani (uncanny) atau emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak pernah diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan sebagai sistem terpisah, yang bagi orang normal kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.” Sedang orang yang menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan dengan bukan saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.

c.       Sistem Self (Self-System)
Sistem self adalah pola tingkahlaku yang konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. Sistem ini mulai berkembang pada usia 12-18 bulan, usia ketika anak mulai belajar tingkahlaku mana yang berhubungan─meningkatkan atau menurunkan─kecemasan.
Ketika sistem self mulai berkembang, orang mulai membentuk gambaran diri atau personifikasi diri yang konsisten.Setiap pengalaman interpersonal yang dipandang bertentangan dengan sistem dirinya berarti mengancam keamanan diri. Dampaknya, orang berusaha mempertahankan diri melawan tegangan interpersonal itu memakai operasi keamanan (security operation); suatu proses yang bertujuan untuk mereduksi perasaan tidak aman atau perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self. Beberapa macam sistem keamanan yang dipakai sejak usia bayi antara lain:
1.      Disosiasiadalah mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke kesadaran. Disosiasi tidak hilang, tapi ditekan ke ketidaksadaran dan mempengaruhi tingkahlaku serta kepribadian dari sana.
2.      Inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri, orang dapat berpura-pura tidak merasakannya.
3.      Apatidan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan, semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu memperhatikan stimulasi manapun.
d.      Proses Kognitif (Cognitive Process)
Menurut Sullivan, proses atau pengalaman kognitif dapat dikelompokkan menjadi tiga macam;
1.      prototaxis (prototaksis) adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan perasaan) mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang.
2.      parataxis (parataksis) Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaan-persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau asosiasi.
3.      syntaxis (sintaksis) adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan.
Tiga model pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai mendominasi sejak usia 4-10 tahun.


C.          PROSES
Proses Terbentuknya Teori Kepribadian Menurut Harry Stack Sullivan
Sullivan mengambil teori kepribadiannya berdasarkan motif  kognitif. Hal ini di karenakan adalah satu-satunya anak yang masih hidup dari seorang petani miskin Irlandia. Pada masa kecilnya ia adalah anak yang sangat kesepian, dan teman bermain yang sebagian besar terdiri dari hewan ternak. Ibunya, yang sedang sakit-sakitan, tidak bahagia dengan situasi keluarga miskin, dan dilaporkan telah menunjukkan kasih sayang anak kecilnya.Pengalaman pribadi ini tampaknya memiliki efek yang ditandai pada pandangan profesional Sullivan di kemudian hari.Hal ini terbukti dengan pendapatnya yang mementingkan bahwa hubungan antara anak dan orang tua itu yang baik harus nyaman.Maka, pengalaman masa kecilnya itu membuka cakrawala Sulivan untuk lebih memahami kejadian-kejadian di dunia.


D.          PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Harry Stack Sullivan
Memandang kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan.
Sullivan memandang kepribadian sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat jelas perbedaannya : bayi, kanak-kanak, masa remaja, pra-dewasa, dewasa awal, dan dewasa akhir.
*      Infancy (bayi)
Mulai dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan).Keinginan utama si bayi adalah memperoleh makanan.  Dan pada usia 9 bulan kehidupannya si bayi mulai belajar melakukan hal-hal yang memberi kenikmatan baginya, contohnya menghisap ibu jari.

*      Childhood (kanak-kanak)
Pada periode ini si anak belajar berbicara dan mulai membentuk hubungan dengan teman sebaya (18 bulan - 4 tahun).
Anak mulai belajar menghindari tindakan-tindakan yang menurut mereka dapat membawa kecemasan atau hukuman.Mereka belajar menjadi rasionalis dan mulai memberi alasan-alasan yang masuk akal untuk hal-hal yang telah mereka lakukan.

*      The Juvenile Era (masa remaja)
Anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman sebaya yang lebih dekat (4 – 8/10 tahun). Anak juga belajar bekerja sama dan bersaing dengan yang lain. Pada masa ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang dia temui di luar.Norma moral yang tadinya absolut di rumah, kini menjadi relatif.

*      Pre-Adolescence (pra-dewasa)
Belajar untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun).
Ini merupakan periode yang sangat singkat, berlangsung hingga awal pubertas.Ditandai dengan masaknya organ-organ reproduksi, sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk bereproduksi.

*      Early Adolescence (dewasa awal)
Integrasi kebutuhan akan intimasi dan kepuasan seksual (12 – 16 tahun). Memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Masa ini juga dikenal dengan periode pemantapan identitas diri.

*      Late Adolescence (dewasa akhir)
Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis (16 – 20 tahun)

*      Maturity
Menggambarkan kematangan seseorang.Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum.Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.


E.          PSIKOPATOLOGI DAN PERUBAHAN PERILAKU
Harry Stack Sullivan
Needs (Kebutuhan/Keinginan)
Kebutuhan timbul akibat ketidakseimbangan biologis dari dalam diri individu sehingga terjadi ketegangan. Kebutuhan bersifat episodik, artinya jika keinginan yang timbul telah terpuaskan, maka ketegangan akan menurun/hilang. Tetapi, beberapa waktu kemudian kebutuhan itu akan muncul kembali dan ketegangan pun akan muncul kembali. Apabila terjadi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, maka akan menimbulkan keadaan apathy (kelesuan), yaitu menunda untuk memenuhi kebutuhannya untuk dapat meredakan ketegangan. Contoh, si B yang menginginkan sebuah buku, tetapi ia tidak bisa mendapatkannya. Ia akan merasa kecewa dan mengurungkan niatnya untuk membeli buku tersebut. Tetapi, beberapa waktu kemudian rasa kebutuhan atau keinginan terhadap buku tersebut akan muncul kembali sampai ia dapat memuaskan keinginannya dengan membeli buku tersebut.

Anxiety (Kecemasan)
Kecemasan timbul karena kekhawatiran terhadap sesuatu yang dialami oleh individu.Orang yang sering mengalami kecemasan kadang tidak pernah belajar dari pengalamannya sehingga kecemasan itu dapat terjadi kembali.Orang yang mengalami kecemasan dapat dilihat dari wajah, irama kata, serta tingkah lakunya. Sebagai contoh, seorang bayi yang mengalami kecemasan akan menolak berhubungan dengan hal yang dapat memicu kecemasanya dengan cara tidur. Jadi, dengan tidur bayi dapat menghindar dari kecemasannya.



F.           PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
A.    LIFE RECORD
Secara etimologis life record adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki, baik tulisan itu di buat oleh si subjek sendiri, maupun di buat oleh orang lain. Bahan-bahan biografis yang banyak dipergunakan dalam penyelidikan adalah:
1.      Biografi, yaitu tulisan mengenai peri kehidupan yang di buat (di tulis) oleh orang lain sering bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian seseorang. Hanya saja kiranya mudah dimengerti bahwa tulisan ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian penulis terhadap orang yang ditulis biografisnya.
2.      Otobiografi adalah biografi yang ditulis sendiri oleh subjek yang bersangkutan. Kiranya mudah sekali di mengerti, bahwa entah dengan sengaja atau tidak, oaring akan berusaha menyembunyikan kelemahan-kelemahannya dalam tulisan tersebut.
3.      Buku harian, biasanya berisikan ha-hal yang bersifat pribadi dan biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan.
4.      Kenang-kenangan masa muda, ini kebanyakan dibuat oleh mereka yang telah melewati setengah umur. Orang-orang yang telah merasa tua, yang menyadari bahwa akhir hidupnya pada suatu ketika akan tiba juga, sering kali menoleh ke masa lampau (masa mudanya). Kenang-kanangan yang demikian itu tentu dapat merupakan sumber data penyelidikan psikologis yang sangat berharga.
5.      Case history, merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa lampau untuk keperluan analisa sesuatu gejala. Berbagai sumber yang mungkin dapat ikut menerangi sesuatu didalam yang sedang dihadapi (ditackle) itu dipergunakan.

            Bahan-bahan biografis biasanya merupakan pelengkap dan penyempurna. Bagi data yang dipelengkap sampai dengan metode-metode lain. Secara routine, sebenarnya bahan-bahan biografis itu selalu dibutuhkan, hanya saja sering kali pencarian data tersebut tidak sejauh yang telah dibicarakan di atas. Malah terkadang bisa hanya terbatas pada : tanggal lahir, tempat asal, pendidikan. Dalam keadaan-keadaan dimana terdapat kelainan hampir selalu diperlukan bahan-bahan biografis itu untuk lebih menerangi persoalannya.
B.     METODE OBSERVASI
Observasi adalah kegiatan mengenali tingkah laku individu yang biasanya akan diakhiri dengan mencatat hal-hal yang dipandang penting sebagai penunjang informasi mengenai klien.   Atau, metode observasi adalah metode serba sengaja dan sistematis mengamati aktivitas individu lain.
Pendekatanyang sistematis dalam observasi dikelompokkan berdasarkan pertanyaan ini;
______________         Di mana observasi dilakukan?
______________         Apa yang diobservasi?
______________         Bagaimana observasi dilakukan?
______________         Bilamana observasi dilakukan?
Mengenai dimana observasi dilakukan berhubungan dengan masalah situasi observasi,di golongkan menjadi 3 macam, yakni :
1.      Observasi medan atau alamiah (field setting). Yakni observasi di lapangan atau kancah atau di tempat yang sesungguhnya.
2.      Observasi simulative (simulated setting). Yakni observasi dengan simulasi situasinya. Artinya, situasi observasi bila individu mendapat suatu simulasi (tiruan) atau rangsangan untuk memperoleh tingkah laku tertentu.
3.      Observasi laboratoris (laboratory setting). Ialah observasi dengan situasi laboratorium, sehingga situasinya dapat dikendalikan sepenuhnya oleh observer.

Masalah apa yang diobservasi berhubungan dengan tingkah laku yang mana yang akan diamati dan dicatat oleh observer. Untuk keperluan ini ada dua jenis observasi, ialah :
1.      Observasi sampel peristiwa (even-sampling), yakni hanya mengamati mengamati beberapa sampel tingkah laku pada saat tertentu.
2.      Observasi sampel waktu (time sampling), yakni mencatat dan mengamati apa saja yang dilakukan individu dalam waktu tertentu.

Selanjutnya mengenai bagaimana observasi itu dilakukan, maka dilihat dari posisi observer dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni :
1.      Observasi non-partisipan, disini posis observer sebagai penonton,  semacam ada di luar objek yang diamati. Observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang di observasi. Observasi benar-benar berfungsi sebagai penonton, pengamat dan mencatat tingkah laku yang diobservasi. Atau bisa dikatakan juga, observasi di mana sipenyelidik (observer) tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diobservasi. Jadi si penyelidik berlaku sebagai penonton.
2.      Observasi partisipan, di sini posis observer turut serta dalam kegiatan individu yang diobservasi. Cara ini untuk memperoleh tingkah laku individu yang alamiah atau wajar, tidak dibuat-buat, tidak dilandasi oleh rasa curiga atau rasa sedang diamati. Atau, observasi dimana si penyelidik ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Jadi disini si penyelidik tidak berlaku sebagai penonton, melainkan sebagai pelaku atau peserta.
3.      Observasi dalam situasi eksperimental, pada dasarnya eksperimen adalah dengan sengaja menimbulkan gejala tertentu untuk dapat diobservasi. Kecuali penimbulan gejala dengan sengaja itu di dalam situasi eksperimental hal-hal yang harus diobservasi itu banyak kali telah dipilih/ditentukan. Pengembanagn metode ini makin lama makin intensif karena ternyata memang sangat beasr kegunaannya.

Jika dilihat dari segi pencatatan hasil-hasil observasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Observasi dengan pencatatan langsung ( immediate recording ), artinya segera setealah observasi dilakukan atau ketika pengamatan sedang berlangsung , observer membuat catatan-catatan yang diperlukan.
2.      Observasi dengan pencatatan retrospektif ( retrospective recording ), yaitu pencatatan setelah observasi selesai.

 Secara ringkas metode observasi dapat dikatakan bahwa umunya sebagai pelengkap atau pengontrol bagi metode-metode yang lain, namun kadang-kadang peranannya begitu menonjol, sehingga dapat bersifat menentu
Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah.Keunggulan dari observasi ialah banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer.Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
-  Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
-  Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan.
-  Daftar Chek (Check List )
Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati.
-  Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list.Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.
- Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan.

C.    METODE TES
Tes berasal dari bahasa latin Testum, yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa perancis kuno kata test berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti test menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi kata test mula-mula digunakan oleh J.M. CATTEL pada tahun 1890, dan sejak saat itu makin popular sebagai nama metode psikologis yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu daripada kepribadian.
Test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart testee yang lain.
Tes Kepribadian digunakan untuk tujuan  yang berbeda, misalnya penilaian psikologis untuk wawancara pekerjaan atau bahkan ketika bergabung dengan institusi militer. Tujuan utama dari tes kepribadian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik yang berbeda dari subjek dan membandingkan dengan database informasi umum dan objektif.
Test psikologis sebagai alat pembanding atau “pengukur” supaya dapat menjalankan fungsinya secara baik haruslah memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat-syarat test yang baik itu adalah sebagai berikut :
1.      Test itu harus valid.
2.      Test itu harus reliable.
3.      Test itu harus di standardisasikan.
4.      Test itu harus obyektif.
5.      Test itu harus diskriminatif.
6.      Test itu harus comprehensive.
7.      Test itu harus mudah digunakan.