LAPORAN HASIL OBSERVASI - PENGGUNAAN METODE E-LEARNING

Thursday, 6 June 2013


Laporan Hasil Observasi Psikologi Pendidikan

Nama Anggota Kelompok:
1.      Ade Rahmayani Siregar ( 12-088)
2.      Rapidah Marpaung ( 12-016)
3.      Lucy Gabriella ( 12-048)
4.      Rina Zeniwati Ginting ( 12-070)
5.      Indri Frederika ( 12-082)
6.      Yosephine Arintha Yolanda Simarmata (12-088)

Data Sekolah:
Nama                                      : SMA Negeri 2 Model Binjai
Alamat                                    : Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan
Uang Sekolah                                    : Rp80.000,-
Konsep e-learning                 : Berbasis Power point dan Website sekolah (hanya saja tidak dimanfaatkan siswa)
Sejak kapan digunakan        : 2009

A.           Penjelasan Deskripsi Sekolah dan Perangkatnya
SMA Negeri 2 Model Binjai berlokasi di Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan. Sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1979  dan terletak di sekitar perumahan warga. SMA yang terkenal dengan keasrian lingkungan sekolahnya ini dipimpin oleh Bapak  Syaiful Bahri dan dibantu oleh tiga PKS. Selain itu, sekolah ini juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik dan beragam sehingga memfasilitasi siswanya untuk dapat mengembangkan bakat sesuai dengan minat mereka. Lingkungan sekolah yang asri, sarana pembelajaran siswa yang sudah bisa dibilang sangat bagus dan lengkap serta tenaga pendidik yang handal tentunya  dapat memotivasi setiap siswa SMAN 2 Model Binjai untuk terus berprestasi. Tak heran bila berbagai penghargaan sudah diraih oleh sekolah ini, baik tingkat provinsi ataupun nasional, dan yang paling membanggakan adalah predikat sekolah Model pada tahun 2010.

B.           Uraian Objektif Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 mulai pukul 08.30 WIB. Kami membagi kelompok observasi menjadi dua. Kelompok pertama yang melakukan observasi adalah (Rapidah, Ade, dan Indri) di kelas XI IPA-5 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit, dari pukul 08.30- 09.30 WIB sedangkan kelompok kedua yang melakukan observasi adalah (Yosephine, Rina, dan Lucy) di kelas X-10 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit, dari pukul 10.00-11.00 WIB. Di akhir jam pelajaran, kami meminta waktu sekitar 15 menit untuk membagikan kuesioner kepada adik-adik.

C.          Laporan Hasil Observasi
Observasi awal kami lakukan  di kelas  XI IPA-5, dimana kelas ini menggunakan proyektor saat pembelajaran e-learning.Pada mata pelajaran biologi yang diajarkan oleh ibu Sada Arih Bangun, memiliki banyak hambatan, misalnya saja saat kegiatan pembelajaran berlangsung tiba-tiba mati lampu sehingga infokus serta laptopnya tidak bisa menyala. Namun pembelajaran tidak berhenti sampai di situ, ibu SB melanjutkan pembelajaran tanpa bantuan infokus.
Melihat yang terjadi di dalam kelas dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran di kelas itu menggunakan orientasi belajar Teacher Central Learning, ini terbukti dari keaktifan ibu SB yang lebih dominan memberikan informasi. Sesekali ibu SB mengajukan pertanyaan kepada para siswa dan di akhir pembelajaran ibu SB memberikan tugas kepada para siswa. Selain itu, kami mengamati bahwa motivasi belajar siswa setelah proses pembelajaran e-learning yang tidak berjalan dengan baik karena mati lampu berkurang.
Mereka lebih termotivasi belajardengan menggunakan power point yang disajikan. Namun saat power point yang berasal dari guru tidak berjalan, mereka kurang konsentrasi dalam menerima informasi yang menurut mereka abstrak tanpa keterangan yang dijelaskan pada power point.
Dengan melihat motivasi mereka yang naik turun tersebut, kami menyimpulkan kembali bahwa teori belajar yang mendukung saat itu pada murid yang ada adalah teori belajar kognitif, dimana mereka belajar bukan karena kemauan yang datang dari dalam diri mereka, namun karena sesuatu hal yang memang semestinya harus mereka capai.
Manajemen kelasnya sendiri boleh dibilang sedikit bagus, dimana kondisi kelasnya bersih, ventilasi udara baik, penataan kursi yang rapi, dan gurunya sendiri yang dapat mengendalikan jalannya pembelajaran dengan sangat baik. Namun, terdapat kekurangan dalam manajemen kelasnya, dimana kelas yang begitu sempit harus menampung murid yang berjumlah hampir mencapai 60 orang. Hal tersebut membuat ruangan pengap, panas jika hari sudah siang, dan guru kurang bisa untuk menjangkau muridnya dengan baik. Selain itu kondisi tirai yang tidak rapi, dan warna cat kelas terlalu cerah, juga membuat proses pembelajarantidak berjalan dengan baik.
      Pada Observasi kedua dilaksanakan di kelas X-10. Kondisi siswa pada kelas ini memiliki motivasi belajar yang sangat amat kurang. Tidak ada perhatian khusus yang mereka berikan untuk dapat memperhatikan guru dan teman yang sedang melakukan presentasi di depan kelas dengan baik dan serius.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1.      Motivasi diri untuk belajar kurang.
2.      Suasana kelas yang tidak mendukung untuk proses belajar mengajar (cuaca panas, kipas tidak ada, dan jendela kelas yang tertutup oleh papan tulis)
3.      Guru yang kurang memberikan penguatan motivasi kepada murid agar lebih memperhatikan. Dalam hal ini murid dibiarkan berlaku sesukanya.
Orientasi belajar yang digunakan pada kelas ini adalah SCL (Student Centered Learning) dimana sistem pembelajaran berpusat pada murid. Pada saat itu ada dua kelompok yang menampilkan hasil diskusi mereka melalui proyektor.
Dalam hal manajemen kelas, kelas ini bisa dikategorikan kurang tertata dengan baik dan rapi. Hal ini kami lihat dari jumlah murid yang mencapai 50 orang dengan keadaan kelas yang sempit, sehingga meja guru sangatlah dekat dengan meja murid paling depan. Pencahayaan kelas juga kurang baik, kami amati lewat jendela bagian depan kelas yang seharusnya bisa menjadi sumber cahaya tetapi malah ditutupi oleh papan tulis sehingga pencahayaan dari depan terhalang.
Teori belajar pada kelas ini berpegang pada teori humanistik, dimana pembelajaran diserahkan seluruhnya kepada murid. Sehingga jika murid mau pintar maka belajar, namun jika tidak, murid tidak ditegur bila ingin melakukan hal-hal lain disamping mata pelajaran tersebut seperti ngobrol dengan teman sebangku, tertawa-tawa, menggambar-gambar, dan sebagainya

D.          Kesimpulan
·         Kelompok
Menurut kami pembelajaran e-learning merupakan suatu metode belajar yang bagus untuk diterapkan di sekolah-sekolah.Namun sebelum memberikan metode ini kepada siswa, sebaiknya diberikan pengenalan kepada murid tentang tujuan dan prosedur dari pembelajaran melalui proses e-learning tersebut supaya siswa mampu mengikuti metode ini dengan baik sehingga interaksi antara guru dan murid lebih sinkron, serta pembelajaranpun akan menjadi sangat efektif.
Melalui hasil observasi yang kami lakukan, baik secara langsung ataupun berdasarkan kuesioner yang kami bagikan kepada para murid, diperoleh hasil yang kurang maksimal dan tidak sesuai dengan harapan kami mengenai e-learning itu sendiri. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa yang mengerti apa itu e-learning dan tidak semua siswa juga yang memiliki kemampuan dalam menyediakan fasilitas sehingga murid hanya menjadi terfokus pada apa yang disampaikan guru saja dan tidak mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan bantuan informasi melalui internet atau semacamnya.
Dampak negatif darisistem pembelajaran e-learning yang berbasis OFF ini adalah membuat murid malas membaca buku dan mencari informasi yang lebih banyak lagi. Ini dikarenakan mereka lebih terfokus akan informasi yang disediakan oleh guru melalui power point tersebut. Mereka juga beranggapan bahwa informasi yang disajikan guru lewat power point tersebut jauh lebih lengkap ketimbang informasi yang mereka dapati di buku bacaan mereka.
Orientasi belajar yang terjadi pada sekolah tersebut juga boleh dikatakan lumayan berhasil. Dimana konsep TCL-nya benar-benar disampaikan atau diajarkan oleh guru yang bagus karena memiliki pengetahuan yang baik tentang materi yang diajarkan dan kemampuan guru untuk dapat mengendalikan situasi belajar yang ada. Sedangkan konsep SCLnya sendiri juga dapat membantu murid-murid yang presentasi untuk dapat mempersiapkan dirinya dengan baik, agar dapat menyampaikan materi kepada teman-temannya dengan baik. Dengan konsep ini, kita juga dapat melihat seberapa besar tanggung jawab murid itu untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dan seberapa besar murid memberikan kepeduliannya terhadap teman-temannya yang akan berpresentasi.
Sedangkan tentang manajemen kelasnya, kondisi kelas yang sempit tersebut mungkin dikarenakan kesalahan dari pihak sekolah yang tidak dapat mengatur tata ruangan tiap kelas agar terlihat bagus, rapi, dan juga jumlah murid yang tidak banyak. Kondisi seperti ini boleh dikatakan kondisi yang dipaksakan. Sekolah mamaksakan untuk dapat menerima murid sebanyak-banyaknya dengan kondisi kelas yang sangat sempit. Dengan kondisi kelas seperti itu, seharusnya jumlah murid yang dapat dimaksimalkan hanya mencapai 30 orang saja. Supaya konsentrasi dan kefokusan murid dalam menerima pelajaran bagus, dan guru pun dapat memberikan informasi dan pengetahuan dengan baik serta interaktif. Selain itu, guru juga dapat memberikan perhatiannya dengan sangat baik dan dapat menjangkau keberadaan murid-muridnya.

·         Komentar Pribadi
Secara pribadi, pemilihan menggunakan metode e-learning untuk proses pembelajaran di SMAN 2 Binjai menurut saya adalah pilihan yang tepat. Mengapa? Karena penggunaan e-learning adalah suatu cara yang dapat mempermudah siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu terutama dalam mata pelajaran yang menuntut pemahaman lebih seperti pelajaran biologi yang banyak menggunakan gambar-gambar dalam penjelasannya. Melalui e-learning semua materi dapat disajikan dengan bentuk yang lebih sederhana sehingga terkesan lebih menarik dan  pastinya juga akan semakin mudah dicermati dan dipahami oleh siswa.
Sesuai dengan hasil observasi yang  kami lakukan dengan dua metode pengamatan yaitu langsung (kami masuk ke kelas dan mengamati sistem pembelajaran) dan tidak langsung ( melalui angket yang berisikan pertayaan mengenai pengetahuan dan pandangan siswa terhadap e-learning) di lokal X-10, kami mendapatkan hasil yang kontras dari para siswa mengenai pemakaian metode ini. Mereka banyak yang tidak mengerti dengan pemakaian konsep ini sehingga mereka tidak memperdulikan  apa yang sedang terjadi di depan kelas dengan kesibukan masing-masing.
Menurut pemikiran saya ini tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Dengan pembelajaran menggunakan metode e-learning dan orientasi belajar SCL, bukan berarti guru tinggal diam tidak mengajar tetapi seharusnya guru juga harus mampu berinteraksi dengan siswa sehingga  keadaan kelas kondusif dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga siswa memiliki kemauan lebih untuk belajar.  Disamping itu, ketidakpedulian siswapun bisa jadi disebabkan oleh manajemen kelas yang buruk seperti yang sudah dipaparkan di atas tadi mengakibatkan suasana dan susunan kelas tidak nyaman buat siswa. Oleh karena itu dalam suatu pembelajaran baik menggunakan e-learning maupun bukan, manajemen kelas adalah salah satu hal penting yang “wajib” diperhatikan oleh pihak sekolah agar suasana dan kondisi aman dalam proses belajar mengajar bisa berjalan efektif seperti yang di harapkan.

E.           Testimoni
Tugas observasi dalam mata kuliah psikologi pendidikan sangat menyenangkan buat saya, menambah pengalaman dan pengetahuan saya, serta memberikan suatu arti “tim / kelompok” yang sesungguhnya. Saya bersyukur bisa memiliki tim yang solid, kompak, dan memiliki jiwa kebersamaan yang HEBAT J
Pengerjaan observasi kami tidak lepas dari interaksi satu sama lain, dimana kami saling bertukar pendapat mengenai sekolah mana yang akan kami tuju (cerita sedikit, Bu hehhe. Mencari sekolah yang akan diobservasi tidaklah mudah, terlebih kami tidak memiliki anggota kelompok yang memang berasal dari Medan. Dengan kata lain kami semua adalah perantau di kota ini, dan yang paling dekatpun hanya Rina yang berdomisili di Binjai. Jadi pada awalnya kami tidak kepikiran untuk melakukan observasi di Binjai karna alasan jauh. Jadi kami mencari sekolah yang ada di Medan saja. Kami berpikir sekolah apa ya kira—kira sudah menggunakan e-learning? Lalu salah satu dari anggota kelompok menyebutkan satu sekolah yang tanpa ada pendapat lain langsung disetujui oleh semua anggota kelompok. Besoknya kami menuju sekolah tersebut, mengurus surat izin untuk dapat bertemu dengan petinggi sekolah itu, namun apalah daya, karna tidak adanya penguat *mungkin alumnus dari sekolah tersebut* kami ditolak secara halus, tapi tidak masalah. Kami coba tenang dan berpikir kembali. Lalu Rina ragu-ragu mengusulkan ke sekolahnya saja. Tanpa pikir panjang kami semua kembali meng-iyakan ^^. Rina coba menelepon guru yang cukup dekat dengannya, dan puji Tuhan Ibu tersebut mau membantu kami sehingga kami menyusun rencana kedua yaitu à ) bagaimana menempuh sekolah itu karena Binjai dikategorikan cukup jauh, cara apa yang akan kami lakukan dalam observasi, hingga “reward” apa yang akan kami berikan kepada siswa, guru serta untuk sekolah itu sendiri hingga pada akhirnya observasi kami mengenai penggunaan metode e-learning berjalan sukses.
Tak lupa terimakasih saya ucapkan kepada seluruh dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan kami tugas untuk melaksanakan observasi ini dan juga teman teman-teman dari kelompok ganjil ( Rodho, Hans, Venny, Uun, Icha, dan Irma) atas kerjasama yang baik dari kelompok teman-teman dan terpenting buat kelompok saya pribadi ( LUCY GABRIELLA HUTAURUK, RINA ZENIWATI GINTING, INDRI FREDERIKA MUNTHE, ADE RAHMAYANI SIREGAR, RAPIDAH MARPAUNG) makasih buat kerjasama dan kerja keras teman-teman semua. Baru kali ini ke Binjai, guys. Pengalaman yang seru bareng kalian :*

0 comments:

Post a Comment