FIX - LAPORAN OBSERVASI TERKAIT PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING

Monday 10 June 2013



 LAPORAN OBSERVASI TERKAIT PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING


Nama Anggota Kelompok:
1. Ade Rahmayani Siregar (12-008)
2. Rapidah Marpaung (12-016)
3. Lucy Gabriella (12-048)
4. Rina Z Ginting (12-070)
5. Indri Frederika (12-082)
6. Yosephine Arinta Yolanda Simarmata (12-088)

Identitas Sekolah:
Nama                                      : SMA Negeri 2 Model Binjai
Alamat                                     : Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan
Uang Sekolah                          : Rp80.000,-
Konsep e-learning                   : Power point
Website sekolah                      : www.sman2binjai.sch.id(beberapa materi pembelajaran tersedia di web hanya saja  tidakdimanfaatkan siswa)
Sejak kapan digunakan           : 2009

A.    Penjelasan Deskripsi Sekolah dan Perangkatnya
SMA Negeri 2 Model Binjai berlokasi di Jl. Padang No. 08 Binjai Selatan. Sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1978 dan terletak di sekitar perumahan warga. SMA yang terkenal dengan keasrian lingkungan sekolahnya ini dipimpin oleh Bapak  Syaiful Bahri dan dibantu oleh tiga PKS. Selain itu, sekolah ini juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik dan beragam sehingga memfasilitasi siswanya untuk dapat mengembangkan bakat sesuai dengan minat mereka. Kemudian, sekolah ini juga difasilitasi dengan Lab. Komputer, Lab. Bahasa, Lab. Olahraga, Lab. Fisika, Lab. Kimia dan Lab. Biologi. Lingkungan sekolah yang asri, sarana pembelajaran siswa yang sudah bisa dibilang sangat bagus dan lengkap serta tenaga pendidik yang handal tentunya dapat memotivasi setiap siswa SMAN 2 Model Binjai untuk terus berprestasi. Tak heran bila berbagai penghargaan sudah diraih oleh sekolah ini, baik tingkat provinsi ataupun nasional, dan yang paling membanggakan adalah predikat sekolah Model pada tahun 2010.
 
B.     Uraian Objektif Observasi
Observasi dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 mulai pukul 08.30 WIB. Kami membagi kelompok observasi menjadi dua. Kelompok pertama yang melakukan observasi adalah (Rapidah, Ade, dan Indri) di kelas XI IPA-5 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit, dari pukul 08.30- 09.30 WIB sedangkan kelompok kedua yang melakukan observasi adalah (Yosephine, Rina, dan Lucy) di kelas X-10 dengan mata pelajaran Biologi selama 60 menit, dari pukul 10.00-11.00 WIB.Setiap anggota kelompok mengamati teori belajar, motivasi, orientasi belajar, dan manajemen kelas.Di akhir jam pelajaran, kami meminta waktu sekitar 15 menit untuk membagikan kuesioner kepada adik-adik.
Setelah observasi selesai dilakukan, kelompok melakukan wawancara dengan beberapa guru mengenai pandangan mereka terhadap proses pembelajaran e-learning. Guru yang diwawancarai kelompok adalah Ibu Novianti (B. Indonesia), Pak J. Sinaga (Matematika), dan Pak Herman (Matematika).

C.    Laporan Hasil Observasi
Observasi awal kami lakukan  di kelas  XI IPA-5, dimana kelas ini menggunakan proyektor saat pembelajaran e-learning.Pada mata pelajaran biologi yang diajarkan oleh ibu Sada Arih Bangun, memiliki banyak hambatan, misalnya saja saat kegiatan pembelajaran berlangsung tiba-tiba mati lampu sehingga infokus serta laptopnya tidak bisa menyala. Namun pembelajaran tidak berhenti sampai di situ, ibu SB melanjutkan pembelajaran tanpa bantuan infokus.
Melihat yang terjadi di dalam kelas dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran di kelas itu menggunakan orientasi belajar Teacher Central Learning, ini terbukti dari keaktifan ibu SB yang lebih dominan memberikan informasi. Sesekali ibu SB mengajukan pertanyaan kepada para siswa dan di akhir pembelajaran ibu SB memberikan tugas kepada para siswa. Selain itu, kami mengamati bahwa motivasi belajar siswa setelah proses pembelajaran e-learning yang tidak berjalan dengan baik karena mati lampu berkurang.
Mereka lebih termotivasi belajar dengan menggunakan power point yang disajikan. Namun saat power point yang berasal dari guru tidak berjalan, mereka kurang konsentrasi dalam menerima informasi yang menurut mereka abstrak tanpa keterangan yang dijelaskan pada power point.
Dengan melihat motivasi mereka yang naik turun tersebut, kami menyimpulkan kembali bahwa teori belajar yang mendukung saat itu pada murid yang ada adalah teori belajar kognitif, dimana mereka belajar bukan karena kemauan yang datang dari dalam diri mereka, namun karena sesuatu hal yang memang semestinya harus mereka capai.
Manajemen kelasnya sendiri boleh dibilang sedikit bagus, dimana kondisi kelasnya bersih, ventilasi udara baik, penataan kursi yang rapi, dan gurunya sendiri yang dapat mengendalikan jalannya pembelajaran dengan sangat baik. Namun, terdapat kekurangan dalam manajemen kelasnya, dimana kelas yang begitu sempit harus menampung murid yang berjumlah hampir mencapai 60 orang. Hal tersebut membuat ruangan pengap, panas jika hari sudah siang, dan guru kurang bisa untuk menjaungkau muridnya dengan baik. Selain itu kondisi tirai yang tidak rapi, dan warna cat kelas terlalu cerah, juga membuatproses pembelajarantidak berjalan dengan baik.
Pada Observasi kedua dilaksanakan di kelas X-10. Kondisi siswa pada kelas ini memiliki motivasi belajar yang sangat amat kurang. Tidak ada perhatian khusus yang mereka berikan untuk dapat memperhatikan guru dan teman yang sedang melakukan presentasi di depan kelas dengan baik dan serius.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
  1. Motivasi diri untuk belajar kurang.
  2. Suasana kelas yang tidak mendukung untuk proses belajar mengajar (cuaca panas, kipas tidak ada, dan jendela kelas yang tertutup oleh papan tulis).
  3. Guru yang kurang memberikan penguatan motivasi kepada murid agar lebih memperhatikan. Dalam hal ini murid dibiarkan berlaku sesukanya.
Orientasi belajar yang digunakan pada kelas ini adalah SCL (Student Centered Learning) dimana sistem pembelajaran berpusat pada murid. Pada saat itu ada dua kelompok yang menampilkan hasil diskusi mereka melalui proyektor.
Dalam hal manajemen kelas, kelas ini bisa dikategorikan kurang tertata dengan baik dan rapi. Hal ini kami lihat dari jumlah murid yang mencapai 50 orang dengan keadaan kelas yang sempit, sehingga meja guru sangatlah dekat dengan meja murid paling depan. Pencahayaan kelas juga kurang baik, kami amati lewat jendela bagian depan kelas yang seharusnya bisa menjadi sumber cahaya tetapi malah ditutupi oleh papan tulis sehingga pencahayaan dari depan terhalang.
Teori belajar pada kelas ini berpegang pada teori humanistik, dimana pembelajaran diserahkan seluruhnya kepada murid. Sehingga jika murid mau pintar maka belajar, namun jika tidak, murid tidak ditegur bila ingin melakukan hal-hal lain disamping mata pelajaran tersebut seperti ngobrol dengan teman sebangku, tertawa-tawa, menggambar-gambar, dan sebagainya. 

C.1. Hasil Kuesioner
Berikut ini adalah hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa SMAN 2 Model Binjai:

Questionnaire
Hasil
Apakah sistem pembelajaran E-learning meningkatkan mootivasi belajar anda
Ya
IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  II
Tidak
-
Apakah anda menyukai sistem pembelajaran E-learning
Ya
IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII
Tidak
II
Apakah sitem pembelajaran E learning efektif untuk anda
Ya
IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIIII  IIII
Tidak
III
Apakah yang anda pahami terkait dengan sistem pembelajaran E-learning
·   Menggunakan teknologi informasi dan informatika
·   Pembelajaran yang mencari bahan menggunakan internet sehingga siswa lebih mudah mengerti dan paham
·   Media untuk mencari bahan pelajaran sehingga  memudahkan siswa untuk mengakses ilmu pengetahuan
·   Ya, seperti itulah
·   Dengan sistem pembelajaran e- learning membuat siswa lebih cepat memahami pelajaran dan lebih efektif
·   Sistem pembelajaran yang lebih efektif karena menggunakan teknologi informasi dan informatika
·   Yaitu, mudah mencari hal penting yang tidak ada di buku pelajaran
·   E- learning merupakan sistem pembelajaran modern  yang dipakai sekolah zaman sekarang
·   Sistem pembelajaran e-learning sangat bermanfaat bagi saya karena dengan mudah dan lebih lengkap
·   Belajar dengan sistem elektronik media selain dari buku pelajaran  dan  guru pembimbing
·   Sistem pembelajaran yang menggunakan media elektronik dan sistem yang mudah digunakan
·   Cara pembelajaran yang memudahkan siswa menambah ilmu
·   Mempermudah dan mempercepat belajar mengajar, menambah ilmu di dunia elektronik
·   Memudahkan dan memudahkan kegiatan proses belajar mengajar serta menambah pengetahuan dengan menggunakan media elektronik
·   Pembelajaran e-learning memudahkan dan mempercepat kegiatan belajar mengajar di sekolah
·   Proses pembelajaran dengan menggunakan media elektronik
·   Pembelajaran e learning memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi dengan mudah dan menarik wiswa untuk belajar dengan lebih giat
·   Pembelajaran e learning memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar
·   Pembelajaran e-learning memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan akan membuat siswa lebih memahami
·   Sistem yang sangat tepat untuk media pembelajaran pada era sekarang
·   Iya, saya paham e-learning karena belajar secara ini meningkatkan motivasi belajar saya
·   Pembelajaran e-learning dapat menambah pengetahuan dan lebih jelas
·   Efektif
·   Pembelajaran e-learning sangat efektif dan kita lebih mudah untuk memahaminya
·   Lebih mudah dalam melakukan proses pembelajaran
·   Sistem e-learning adalah sistem pembelajaran yang menggunakan media elektronik
·   Sistem Pembelajaran e-learning adalah sistem pembelajaran yang cukup mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju
·   Dengan Pembelajaran e-learning lebih efektif karena saya dapat dengan mudah mengerti dengan pelajaran tersebut
·   Pembelajaran e-learning sangat efektif dan lebih mudah di mengerti
·   Ya, saya paham karena adanya penambahan e-learning meningkatkan motivasi belajar karena adanya video maupun gambarnya
·   Laptop, infocus dan wifi
·   Mudah dipahami dan tidak sullit dimengerti
·   Kami tidak susah-susah mencatat mata pelajaran karena datanya dapat dicopy
·   Pembelajaran e-learning sangat memudahkan kami
·   E-learning adalah proses belajar dengan memakai laptop atau komputer dan jaringan wifi
·   Dengan menggunakan internet
·   Sistem e-learning merupakan sistem  yang memudahkan seorang siswa dan sangat efektif bagi siswa terutama untuk saya karena lebih jelas dan mudah
·   Belajar internet
·   Belajar menggunakan media elektronik seperti infocus, laptop, komputer dan sebagainya
·   Paham
·   Lebih efektif, lebih mudah dimengerti, simple, lebih menyenangkan
·   Kalau dalam pembelajaran e-learning bagus digunakan karena dapat membantu kita
·   Kalau dalam Pembelajaran e-learning bagus digunakan, karena dapat membantu kita untuk mengakses ilmu pengetahuan
·   Yang saya pahami adalah dapat mencerna pelajaran dengan baik dan kami tidak susah mencatat semua pelajaran
·   Lebih paham tentang pelajaran e-learning dan lebih fokus
·   Yang saya pahami tentang Pembelajaran e-learning adalah salah satu metode pembelajaran yang tidak menggunakan buku pengetahuan melainkan dengan media elektronik
·   Lebih paham dimengerti oleh murid dan pembelajarannya efektif

Proses pembelajaran E-learning seperti apa yang anda inginkan
· Yang mudah dan dapat dimengerti
· Ya, lebih tingkatkan lagi
· Bagus
· Sekolah harus meningkatkan
· Yang bagus, dan bermanfaan untuk digunakan dalam pembelajaran kita
· Bagus dan bermanfaat
· Dengan cara onlineadanya jaringan wifi denagn cara belajar online
· Tenang, nyaman dan yang lebih efektif
· Mudah dipelajari
· Mudah di akses
· Seperti manual
· Yang tentram dan mudah diingat
· Sekolah harus menerapkan belajar dengan e learning
· Mudah dipahami dan tidak ada kesulitan
· yang online, sama videonya di tambah kalau bisa
· infokus
· menggunakan media elektronik yang sepenuhnya
· soal sistem online
· lebih ditingkatkan teknologi
· diberikan akses wifi dan menggunakan infokus di setiap kelas dan sistem pembelajaran dengan presentasi
· wifinya tidak usah lagi menggunakan password langsung saja terkoneksi ke setiap kelas
· koneksinya cepat, wifinya sampai ke semua kelas tanpa menggunakan password
· penggambungan antara e-learning dan guru seimbang
· peralatan untuk melaksanakan kegiatan tersebut memadai
 












                        



C.2. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru di SMAN 2 Model Binjai, kelompok mendapatkan informasi bahwa sistem pembelajaran e-learning ini memiliki dampak positif dan negatif. Guru melihat bahwa sistem pembelajaran ini sangat praktis dan dapat mengefisiensi penggunaan waktu karena guru tidak perlu lagi menuliskan contoh atau informasi penting di papan tulis. Dengan adanya power point, guru hanya tinggal mengganti slide demi slide lalu memberikan penjelasan. Hanya saja, sistem pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif dan terkesan malas. Siswa jadinya hanya seperti menonton gurunya sedang menjelaskan.
Pak J. Sinaga menyebutkan kalau untuk mata pelajaran Matematika, sistem pembelajaran e-learning ini semakin membuat siswa bodoh. Namun jika untuk mata pelajaran lain seperti misalnya Biologi, sistem pembelajaran ini benar-benar sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam belajar.
Bu Novi sendiri menambahkan bahwa sistem pembelajaran e-learning ini sangat sulit untuk diterapkan pada sekolah negeri apalagi seperti SMAN 2 Model Binjai dikarenakan kondisi ekonomi setiap siswa yang berbeda.
Setiap tahunnya, guru-guru diberikan pelatihan menggunakan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran, sepertinya misalnya membuat Quiz Creator Onlines, memposting materi pembelajaran di blog guru masing-masing atau terkadang diminta untuk memposting bahan ajar di pusat sumber pembelajaran SMA, dan lain-lain. Akan tetapi setelah guru menerapkannya, kendala pembelajaran e-learning terletak pada siswa. Seperti misalnya ingin membuat Quiz Creator di akhir pembelajaran yang terhambat tidak semuanya siswa memiliki laptop. Dalam satu kelas yang berjumlah sekitar 40 orang, hanya dapat dipastikan sekitar 10 orang yang bisa membawa laptop. Alhasil, semua bahan yang telah disiapkan guru di blog ataupun website sekolah tidak dapat diakses oleh seluruh siswa.


D.    Kesimpulan
·         Kelompok
Menurut kami pembelajaran e-learning merupakan suatu metode belajar yang bagus untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Namun sebelum memberikan metode ini kepada siswa, sebaiknya diberikan pengenalan kepada murid tentang tujuan dan prosedur dari pembelajaran melalui proses e-learning tersebut supaya siswa mampu mengikuti metode ini dengan baik sehingga interaksi antara guru dan murid lebih sinkron, serta pembelajaran pun akan menjadi sangat efektif.
Melalui hasil observasi yang kami lakukan, baik secara langsung ataupun berdasarkan kuesioner yang kami bagikan kepada para murid, diperoleh hasil yang kurang maksimal dan tidak sesuai dengan harapan kami mengenai e-learning itu sendiri. Hal ini dikarenakan tidak semua siswa yang mengerti apa itu e-learning dan tidak semua siswa juga yang memiliki kemampuan dalam menyediakan fasilitas sehingga murid hanya menjadi terfokus pada apa yang disampaikan guru saja dan tidak mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan bantuan informasi melalui internet atau semacamnya.
Dampak negatif darisistem pembelajaran e-learning yang berbasis OFF ini adalah membuat murid malas membaca buku dan mencari informasi yang lebih banyak lagi. Ini dikarenakan mereka lebih terfokus akan informasi yang disediakan oleh guru melalui power point tersebut. Mereka juga beranggapan bahwa informasi yang disajikan guru lewat power point tersebut jauh lebih lengkap ketimbang informasi yang mereka dapati di buku bacaan mereka.
Orientasi belajar yang terjadi pada sekolah tersebut juga boleh dikatakan lumayan berhasil. Dimana konsep TCL-nya benar-benar disampaikan atau diajarkan oleh guru yang bagus karena memiliki pengetahuan yang baik tentang materi yang diajarkan dan kemampuan guru untuk dapat mengendalikan situasi belajar yang ada. Sedangkan konsep SCLnya sendiri juga dapat membantu murid-murid yang presentasi untuk dapat mempersiapkan dirinya dengan baik, agar dapat menyampaikan materi kepada teman-temannya dengan baik. Dengan konsep ini, kita juga dapat melihat seberapa besar tanggung jawab murid itu untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dan seberapa besar murid memberikan kepeduliannya terhadap teman-temannya yang akan berpresentasi.
Sedangkan tentang manajemen kelasnya, kondisi kelas yang sempit tersebut mungkin dikarenakan kesalahan dari pihak sekolah yang tidak dapat mengatur tata ruangan tiap kelas agar terlihat bagus, rapi, dan juga jumlah murid yang tidak banyak. Kondisi seperti ini boleh dikatakan kondisi yang dipaksakan. Sekolah mamaksakan untuk dapat menerima murid sebanyak-banyaknya dengan kondisi kelas yang sangat sempit. Dengan kondisi kelas seperti itu, seharusnya jumlah murid yang dapat dimaksimalkan hanya mencapai 30 orang saja. Supaya konsentrasi dan kefokusan murid dalam menerima pelajaran bagus, dan guru pun dapat memberikan informasi dan pengetahuan dengan baik serta interaktif. Selain itu, guru juga dapat memberikan perhatiannya dengan sangat baik dan dapat menjangkau keberadaan murid-muridnya.
  • Komentar Pribadi 
Secara pribadi, pemilihan menggunakan metode e-learning untuk proses pembelajaran di SMAN 2 Binjai menurut saya adalah pilihan yang tepat. Mengapa? Karena penggunaan e-learning adalah suatu cara yang dapat mempermudah siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu terutama dalam mata pelajaran yang menuntut pemahaman lebih seperti pelajaran biologi yang banyak menggunakan gambar-gambar dalam penjelasannya. Melalui e-learning semua materi dapat disajikan dengan bentuk yang lebih sederhana sehingga terkesan lebih menarik dan  pastinya juga akan semakin mudah dicermati dan dipahami oleh siswa.
Sesuai dengan hasil observasi yang  kami lakukan dengan dua metode pengamatan yaitu langsung (kami masuk ke kelas dan mengamati sistem pembelajaran) dan tidak langsung ( melalui angket yang berisikan pertayaan mengenai pengetahuan dan pandangan siswa terhadap e-learning) di lokal X-10, kami mendapatkan hasil yang kontras dari para siswa mengenai pemakaian metode ini. Mereka banyak yang tidak mengerti dengan pemakaian konsep ini sehingga mereka tidak memperdulikan  apa yang sedang terjadi di depan kelas dengan kesibukan masing-masing.
Menurut pemikiran saya ini tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Dengan pembelajaran menggunakan metode e-learning dan orientasi belajar SCL, bukan berarti guru tinggal diam tidak mengajar tetapi seharusnya guru juga harus mampu berinteraksi dengan siswa sehingga  keadaan kelas kondusif dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga siswa memiliki kemauan lebih untuk belajar.  Disamping itu, ketidakpedulian siswapun bisa jadi disebabkan oleh manajemen kelas yang buruk seperti yang sudah dipaparkan di atas tadi mengakibatkan suasana dan susunan kelas tidak nyaman buat siswa.
Oleh karena itu dalam suatu pembelajaran baik menggunakan e-learning maupun bukan, manajemen kelas adalah salah satu hal penting yang “wajib” diperhatikan oleh pihak sekolah agar suasana dan kondisi aman dalam proses belajar mengajar bisa berjalan efektif seperti yang di harapkan.

E. Testimoni
Tugas observasi dalam mata kuliah psikologi pendidikan sangat menyenangkan buat saya, menambah pengalaman dan pengetahuan saya, serta memberikan suatu arti “tim / kelompok” yang sesungguhnya. Saya bersyukur bisa memiliki tim yang solid, kompak, dan memiliki jiwa kebersamaan yang HEBAT. 
Pengerjaan observasi kami tidak lepas dari interaksi satu sama lain, dimana kami saling bertukar pendapat mengenai sekolah mana yang akan kami tuju (cerita sedikit, Bu hehhe. Mencari sekolah yang akan diobservasi tidaklah mudah, terlebih kami tidak memiliki anggota kelompok yang memang berasal dari Medan. Dengan kata lain kami semua adalah perantau di kota ini, dan yang paling dekatpun hanya Rina yang berdomisili di Binjai. Jadi pada awalnya kami tidak kepikiran untuk melakukan observasi di Binjai karna alasan jauh. Jadi kami mencari sekolah yang ada di Medan saja. Kami berpikir sekolah apa ya kira—kira sudah menggunakan e-learning? Lalu salah satu dari anggota kelompok menyebutkan satu sekolah yang tanpa ada pendapat lain langsung disetujui oleh semua anggota kelompok. Besoknya kami menuju sekolah tersebut, mengurus surat izin untuk dapat bertemu dengan petinggi sekolah itu, namun apalah daya, karna tidak adanya penguat *mungkin alumnus dari sekolah tersebut* kami ditolak secara halus, tapi tidak masalah. Kami coba tenang dan berpikir kembali. Lalu Rina ragu-ragu mengusulkan ke sekolahnya saja. Tanpa pikir panjang kami semua kembali meng-iyakan ^^. Rina coba menelepon guru yang cukup dekat dengannya, dan puji Tuhan Ibu tersebut mau membantu kami sehingga kami menyusun rencana kedua yaitu --> ) bagaimana menempuh sekolah itu karena Binjai dikategorikan cukup jauh, cara apa yang akan kami lakukan dalam observasi, hingga “reward” apa yang akan kami berikan kepada siswa, guru serta untuk sekolah itu sendiri hingga pada akhirnya observasi kami mengenai penggunaan metode e-learning berjalan sukses. 
Tak lupa terimakasih saya ucapkan kepada seluruh dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan kami tugas untuk melaksanakan observasi, terutama ucapan terimakasih yang sangat besar kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni M,Pd yang telah memberikan masukan dan arahan kepada kami dalam melalkukan observasi. Dan juga kepada teman teman-teman seperjuangan dari kelompok ganjil ( Rodho, Hans, Venny, Uun, Icha, dan Irma) atas kerjasama yang baik dari kelompok teman-teman serta buat kelompok saya pribadi yang sangat solid ( LUCY GABRIELLA HUTAURUK, RINA ZENIWATI GINTING, INDRI FREDERIKA MUNTHE, ADE RAHMAYANI SIREGAR, RAPIDAH MARPAUNG) makasih buat kerjasama dan kerja keras teman-teman semua. Baru kali ini ke Binjai, guys. Pengalaman yang seru bareng kalian :*
 


0 comments:

Post a Comment